Akhir-akhir ini omongan nyokap gw selalu bikin gw pingin terjun payung. Gimana enggak, ngomonginnya selalu tentang pesta pernikahan, yapps pesta pernikahan gw nanti. Rasanya pengen berbisik ditelingannya :
"Hellooww mamaaaa anakmu ini masih jomblo!!!"
Gak tahu tuh nyokap kesambet hantu apa, yang diomongin tentang acara resepsi pernikahan gw mulu. Katanya nanti acara resepsinya bakal digelar di depan rumah gw. Padahalkan depan rumah gw itu jalan raya, rel kereta pula, kebayangkan pasti itu nutupin jalan orang. Gw sendiripun benci banget kalo ada orang yang pesta nutup jalan gitu. Serasa jawara kampung yang nutup-nutup jalan orang cuma buat pesta, gak sekalian jalan kereta tuh ditutup!!!.
Nyokap bilang daripada nyewa gedung mahal-mahal dan waktunya juga cuma sebentar, mending uangnya buat nambahin pesenan makanan abang-abang biar tamu yang dateng bisa makan sepuasnya tanpa takut kehabisan kalo perlu bisa dibungkus dibawa pulang.
Pliss deh maa, padahal esty juga bakalan nyari gedung yang gratisaan. *hahhatetepngarepgretongan.
Ya kali aja ada sponsor yang bantu dana pernikahan gw kelak. Hahahangimpi
By the way, aneh banget kan ngomongin pernikahan tapi calon mempelai prianya aja gak tau siapa. *lagi lagi rasanya pengen naik parasailing/paralayang terus terjun*
Sekarang umur gue udah 22 tahun, di umur 24 tahun nanti nyokap menargetkan gw harus meried. Itu tandanya 2 tahun lagi jatah gue buat memilih siapa yang bakal menjadi pendamping hidup gw, imam gw, ayah dari anak-anak gw kelak.
Tunggu... tunggu... kayaknya gw salah, wanita itu dipilih bukan memilih. Jadi ya terima nasib aja kalau wanita itu gak bisa berbuat banyak selain menunggu. Menunggu siapa yang melamar gw untuk nikahin gw. Sedihh ya, serasa gak adil. Tapi memang itu sudah peraturannya.
Tunggu... tunggu... kayaknya gw salah, wanita itu dipilih bukan memilih. Jadi ya terima nasib aja kalau wanita itu gak bisa berbuat banyak selain menunggu. Menunggu siapa yang melamar gw untuk nikahin gw. Sedihh ya, serasa gak adil. Tapi memang itu sudah peraturannya.
Lalu siapa yang memilihku nanti???
Okeh kali ini bicara serius.
Banyak sebagian orang yang mempersiapan diri sebelum menikah dengan cara berpacaran. Katanya sih penjajakan sebelum nikah. Wajar sih, sudah biasa malah, alasannya untuk mengenal satu sama lain. Entah kenapa menurut saya itu bukan cara yang tepat. Karena yang sering saya lihat, pacaran itu hanya merugikan cewek, misalnya disakiti, diselingkuhi, didzolimi dii... ahhh sepertinya saya keseringan nonton ftv dan sinetron.
Pernah saya berdiskusi ke beberapa pria, lalu ada yang berkata " Pacaran itu menguntungkan pihak pria dan merugikan pihak wanita." Entah apa yang dimaksud dengan untung dan rugi nya dimana akupun bingung. *belagapolos* Tapi salut dengan kejujuran anda yang sudah mengakui itu.
Dan sebagai wanita yang jelas-jelas mendengar langsung ucapan dari beberapa pria itu menyimpulkan bahwa pacaran itu merugikan. Soo itu sebabnya sampai saat ini saya berpikir beribu-ribu kali setiap ada yang mengajak untuk berpacaran dan memilih jomblo.Padahal mah emang karena gak suka sama yang nembak.
Pernah saya berdiskusi ke beberapa pria, lalu ada yang berkata " Pacaran itu menguntungkan pihak pria dan merugikan pihak wanita." Entah apa yang dimaksud dengan untung dan rugi nya dimana akupun bingung. *belagapolos* Tapi salut dengan kejujuran anda yang sudah mengakui itu.
Dan sebagai wanita yang jelas-jelas mendengar langsung ucapan dari beberapa pria itu menyimpulkan bahwa pacaran itu merugikan. Soo itu sebabnya sampai saat ini saya berpikir beribu-ribu kali setiap ada yang mengajak untuk berpacaran dan memilih jomblo.
Bukan untuk sok panatik agama, sok sholeha, serta sok sok yang lainnya. Tapi ucapan dari pria itu yang buat saya semakin yakin untuk memilih status jomblo. Ditambah lagi pernah ada temen cowok dikontak bbm yang masang display picture bbmnya:
Ya Tuhan serendah itukah pandangan terhadap wanita jika berpacaran dan telah menjadi mantan???.
Namun jujur dari dalam hati, setiap melihat sepasang pria dan wanita yang berpacaran itu saya iri. Mereka saling perhatian, saling suport, setiap saat selalu berduaan, main berduaan, jogging berduaan, traveling berduaan, kondangan berduaan. Pokoknya berduaan mulu dah. Uhuyyy...
Nah bicara masalah kondangan, rasanya teraniaya menjadi seorang jomblo kalau datang ke acara pernikahan alias kondangan. Yang selalu dipertanyakan adalah, kapan nyusul? atau mana pasangannya? Pengen banget balik nanya Elu bosen hidup yaa? *sambil ngasah golok*
Nah bicara masalah kondangan, rasanya teraniaya menjadi seorang jomblo kalau datang ke acara pernikahan alias kondangan. Yang selalu dipertanyakan adalah, kapan nyusul? atau mana pasangannya? Pengen banget balik nanya Elu bosen hidup yaa? *sambil ngasah golok*
Tapi kalau dilihat dari gambar DP bbm tadi, saya gak mau berpacaran kalau nantinya dianggap seperti itu, toh saya gak akan melakukan *sensor*.
Oh iya ada lagi yang bikin saya ragu untuk berpacaran, setelah baca buku Ustad Felix (boleh pinjam) yang judulnya #UdahPutusinAja, kalau tidak salah ada dihalaman 39. Begini kutipannya:
Oh iya ada lagi yang bikin saya ragu untuk berpacaran, setelah baca buku Ustad Felix (boleh pinjam) yang judulnya #UdahPutusinAja, kalau tidak salah ada dihalaman 39. Begini kutipannya:
" Pacaran 100% merugikan perempuan cepat atau lambat. 100% menguntungkan lelaki cepat atau lambat."
Serem banget gak sih kutipannya ???
Lebih serem lagi ada cowok yang pernah bilang " Cowok yang ngajak pacaran itu sudah pasti bukan cowok yang serius. Alasan berpacaran untuk mencari-cari wanita terbaik itu bullshit. Dia cuma maenin doang, kalau udah dapet yang dia mau juga pasti ditinggalin."
Ohh my,,, sejahat itukah pikiran cowok????
Dia pun melanjutkan " Cowok yang serius itu cowok yang langsung datang ke rumah perempuan dan bilang sama orang tuanya kalau dia itu serius dan ingin menikahinya."
Dan timbul pertanyaan dibenak saya. " Hari gini cowok kaya gitu apa masih ada? "
*bersambung*